BREAKING

Selasa, 19 April 2022

Jangan Lewatkan Beberapa Amalan Ini pada Sepuluh hari Terakhir Ramadhan !

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR. Muslim) Sebentar lagi umat muslim memasuki penghujung bulan Ramadhan. Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan inilah Rasulullah melakukan ibadah lebih giat dari malam-malam sebelumnya. Seperti halnya hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA di atas. Dalam sepuluh malam terakhir itu, rasulullah mengajak anggota keluar yang lain untuk memperbanyak i’tikaf, bertaqarrub serta memperbanyak aktivitas ibadah-ibadah yang lain. Kalimat “bersungguh-sungguh” pada hadis di atas juga menunjukkan bahwa Rasulullah menunjukkan anjuran kepada ummatnya agar tidak kendor dan lesu dalam beribadah di sepertiga terakhir bulan Ramadhan. Meskipun malam-malam Ramadhan adalah malam baik untuk beribadah, namun sepuluh malam terakhir ini yang lebih dianjurkan dan diutamakan. Mengingat menjelang akhir Ramadhan banyak masyarakat yang terlena akan datangnya hari raya. Beberapa keutamaan di sepuluh malam bulan Ramadhan yang menjadi alasan Rasulullah mengajak agar lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah ini adalah sebagai berikut : Pertama, sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan ini merupakan malam-malam yang paling dicintai Rasulullah SAW. Kedua, sepuluh hari terakhir ini menjadi penutup bulan Ramadhan yang penuh berkah. Setiap amalan manusia, biasanya dinilai dari amalan penutupnya. Ketiga, terdapat Lailatul Qadar atau malam seribu bulan yang biasanya pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Keempat, beliau mencontohkan agar umatnya tidak terlena dengan kesibukan menjelang hari raya. Justru harus disibukkan dengan ibadah-ibadah yang lebih berkualitas maupun secara kuantitasnya. Berikut ini sepuluh amalan utama yang menjadi perhatian Rasulullah di malam-malam terakhir bulan Ramadhan. 1. Memperpanjang Shalat Malam Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut, “Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Rasulullah menikmati kesyahduan malam-malam terakhir Ramadhan dengan membangunkan anggota keluarganya untuk bersama-sama beribadah kepada Allah. Bahkan sampai ada kata “mengencangkan ikat pinggang”. Ini mengisyaratkan bahwa Rasulullah bersungguh-sungguh dan lebih bersemangat lagi dalam beribadah. 2. Memperbanyak Sedekah Sedekah merupakah amalan sebagai ungkapan rasa syukur. Termasuk juga bersyukur telah dipertemukan dengan bulan puasa ramadhan ini. Bersyukur karena mampu menjalankan ibadah-ibadah selama bulan puasa Ramadhan. Tidak hanya sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakat mal, sedekah sunnah pun sangat dianjurkan untuk dilakukan. Sebagaimana hadis Rasulullah berikut ini, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16). Sedekah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini bisa dengan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim atau dhuafa. Dengan membagi makanan saat berbuka puasa, paket ramadhan berupa sembako atau pakaian dan sebagainya. 3. I’tikaf I’tikaf berarti berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Tidak keluar dari masjid kecuali ketika ada hajat lain yang sangat mengharuskan. I’tikaf sebenarnya dianjurkan dalam setiap waktu, namun Rasulullah lebih menganjurkan lagi pada sepuluh terakhir hari terkahir pada bulan Ramadhan. Sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA , Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan. (HR. Muttafaq ‘alaih) 4. Membaca Al-Qur’an Meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam membaca Al-Qur’an juga merupakan anjuran ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Membaca Al-Qur’an dapat dilakukan di mana saja, asal tempatnya suci. Baik di masjid maupun di rumah masing-masing. Tentu juga setelah suci dari hadas. Terkadang juga bulan Ramadhan dijadikan momentum untuk memperbanyak khatam dalam membaca Al-Qur’an. Sehingga tradisi mengejar khataman ini menjadi kebahagiaan serta kepuasan tersendiri bagi yang biasanya sibuk dengan berbagai aktivitas pekerjaan lain. Demikian beberapa anjuran amalan yang bisa dilakukan selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Mari jadikan momentum Ramadhan kali ini dengan lebih giat lagi dalam beribadah kepada Allah SWT sehingga menjadi hamba yang bertaqwa di sisiNya. Aamiin.
 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT