Istana Presiden Bogor |
Mungkin teman-teman semua penasaran
setelah membaca judul di atas, Istana apa itu? Dimana? Ngapain ke istana?
Istananya siapa? Apa mungkin saya punya istana? Hhe. Agar penasaran teman-teman
tidak berlarut-larut, silahkan baca kisah saya. Beginilah ceritanya …
Cerita ini bermula dari kegiatan
kunjungan yang diadakan oleh salah satu organisasi kampus yang saya ikuti. Salah
satu agenda kunjungan ialah ke Kebun Raya Bogor. Kami berangkat dari Jogja
menuju bogor kurang lebih 12 jam stelah sebelumnya mampir ke Masjid At Tiin
Jakarta. Menggunakan 4 bus dengan jumlah rombongan sekitar 140 mahasiswa dari
berbagai jurusan se universitas.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kami
serombongan telah sampai di pintu gerbang Kebun Raya Bogor. Kemudian kami
disambut oleh penjaga gerbang, barang bawaan kami diperiksa petugas, dan
akhirnya lalu dipersilahkan masuk. Kami diarahkan menuju tempat pembibitan
anggrek. Di sana kami depandu oleh seorang mbak pemandu. Kami dijelaskan
mengenai macam-macam jenis Anggrek dan
diajak berkeliling kebun sembari dijelaskan macam-macam tanaman. Mulai dari
tanaman Asia, Afrika, hingga tanaman gurun pun ada.
Lelah berjalan-jalan dan melihat
indahnya pemandangan kebun raya, kami memutuskan istirahat di dekat pintu
gerbang sambil menunggu agenda selanjutnya. Waktu kurang lebih 30 menit untuk
melanjutkan perjalanan kembali. Tiba-tiba salah satu teman berkata padaku, “Eh,
kita jauh-jauh dari Jogja ke Kebun Raya Bogor
masak nggak liat Istananya pak presiden? Wah, sayang banget dong…”
Aku pun mulai berpikir dan mengiyakan apa yang menjadi keinginakan temanku satu
ini, akhirnya kami memutuskan untuk pergi mencari dimana letak istana presiden
itu. Setelah berembug sejenak, kami memutuskan untuk pergi mencarinya. Saat itu
waktu kunjungan tinggal sekitar 30 menitan. Kami minta izin kepada pemandu
wisata untuk pergi melihat-lihat sekeliling kebun raya lagi. 2 orang teman lain
pun kami ajak.
Aku dan ketiga temanku pun mulai
berjalan. Berbekal hape android dengan fitur GPS nya kami mencari letak
istana. 20 menit terlewati, namun sepertinya hape temanku eror atau memang
kitanya saja yang tidak tahu arah. Istana yang dirindukan pun tak kunjung
terlihat. Kami berempat sempat bimbang dan ragu akan melanjutkan perjalanan
mencari istana atau kembali ke rombongan. Karena waktu kunjungan sudah hampir
habis, 10 menit lagi.
Di depan Istana |
Tak lama kemudian terlihat gerbang
istana. Setelah didekati, eh ternyata gerbang belakangnya, dengan dijaga
2 orang tentara dengan senjata apinya, sedang duduk-duduk menikmati pemandangan
sekitar. Tak puas hanya melihat dari belakang, Aku dan satu orang temanku
kembali tetap memutuskan untuk mencari gerbang depan, walau harus mengambil
resiko telat kembali ke bus, dan tentu akan dibully teman-teman
serombongan. Sedangkan kedua temanku yang lain memilih untuk kembali ke
rombongan.
Kami berdua pun memutuskan untuk setengah
berlari demi menuju gerbang depan Istana Bogor. Berbekal GPS tadi, kami
akhirnya sampai juga di depan gerbang dengan terengah-engah dan peluh keringat
membasahi tubuh.
Namun semua itu terasa tergantikan
dengan sampainya kami di depan gerbang istana demi dapat melihat Istana
Presiden yang ada di Bogor. Kami pun mengambil gambar di depan istana secara
bergantian. Di gerbang ada 2 orang tentara sedang berjaga. Aku pun meminta
berfoto bersama kedua tentara tadi. Puas berfoto dan memandangi istana, kami
berdua memutuskan kembali ke bus. 10 menit harus sudah sampai, kami berlari
demi sampai di rombongan. Sesampainya di bus, semua telah naik ke dalam bus,
hanya kami berdua yang belum. Sesampainya di dalam bus, kami pun dibully
habis-habisan.
Bersama Penjaga Istana |
Namun itu menjadi pengalaman tak
terlupakan bagi kami berdua. Demi menuju istana, namun tak mengerti akan waktu.
Itulah sedikit cerita konyol sekaligus tak terlupakan, menurutku. Semoga
teman-teman tak meniru kelakuanku yang kurang peduli dengan kepentingan orang
lain. Ambil hikmahnya jika ada. Terima kasih sudah mau membca. Kita sambung
dengan cerita-cerita perjalanan selanjutnya. Tentu jika Yang Maha Kuasa masih
memberikan nafas kehidupan dalam jiwa ini.
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...