BREAKING

Rabu, 15 Januari 2014

Belajar dari 'sosok 'Pak Lehan


Hidup di dunia ini memang banyak liku-liku, masalah datang silih berganti, cobaan selalu datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Begitupun dengan saya sebagai seorang santri, banyak hal yang belum saya ketahui,dan tak luput dari berbagai rintangan  yang harus dilalui, namun semua itu tidak menyurutkan saya untuk terus belajar dan mencari tahu apa yang memang belum saya ketahui.
Baik itu ilmu akherat (mondok) maupun ilmu dunia, dalam hal ini adalah kuliah karena saya juga seorang mahasiswa baru yang merasa masih belum apa-apa ilmunya.

Karena saya masih percaya dan yakin dengan salah satu maqolah dari sebuah kitab yang berbunyi  Siro kepengen dadi ‘alim fiqh kang wico ra tanpo kangelan edan iku werno-werno..” yang maksudnya kurang lebih demikian, “Orang yang menginginkan dirinya menjadi seorang ahli fiqh atau ahli suatu ilmu lain, tetapi tidak mau bersusah payah dalam mendapatkannya sama saja ia adalah orang gila”. Sebab tidaklah mudah untuk menjadi orang sukses, tidak semudah membalikkan telapak tangan, semuanya butuh proses, butuh keuletan, dan butuh kesabaran yang tinggi dalam menghadapi rintangan dalam menggapai kesuksesan.
            Entah mengapa disela-sela kesibukan aktivitas di kampus maupun di pondok, terbesit dalam pikiran saya untuk sedikit menceritakan dan mengambil pelajaran dari seseorang di Pondok, yang menurut saya unik dan menarik. Menurut yang saya ketahui, beliau bernama Pak Lehan atau biasa dipanggil ‘Pak Le’, kalau sepengetahuan saya juga.. (mudah-mudahan tidak salah) setiap harinya, beliau membersihkan dan merapikan pondok, mulai dari menyapu, membuang sampah, merapikan parkiran motor dan sepeda, hingga menyiapkan nasi bagi para santri, khususnya santri putra, semua beliau lakukan tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah mengeluh, beliau lakukan dengan ikhlas tanpa pamrih, meskpun terkadang kumat penyakitnya.. (sudah pada tahu kan..), statusnya pun saya belum tahu secara pasti, apakah dia santri atau bukan, kalaupun santri tidak pernah mengikuti pengajian di kelas dan menurut saya juga sudah terlalu tua (kabar-kabarnya sudah punya Istri dan anak).

Ya karena tidak terlihat secara nyata mondok, tetapi menurut saya beliau tetap santri. Mungkin santri ‘yang lain’. Hehe, Aktivitasnya dimulai dari pagi sudah standby di parkiran mengurusi sepeda motor santri yang akan berangkat kuliah, terutama santri Putri yang memang butuh bantuan ketika mengeluarkan motornya dari parkiran, terkadang juga oleh Santri putra yang kebetulan berada di parkiran atau yang masih berada di pos ronda jaga malam. 

Setelah itu, beliau menyapu halaman dan di setiap sudut kompleks pondok, kecuali pada hari Ahad, pekerjaannya tidak terlalu berat sebab ada kegiatan piket mingguan bagi setiap kamar untuk membersihkan lingkungan pondok yang dibagi tugas berbeda-beda pada setiap kamar. Kemudian dilanjutkan makan siang dan sholat Dzuhur dan istirahat sebentar. 

Beliau pun masih melihat dapur, apakah gas sudah saatnya membeli lagi atau belum, jika sudah habis dan saatnya membeli lagi, gas seberat kurang lebih 15 kg itu dialah yang mengangkat dan pergi untuk membelinya. Sore pun tiba beliau juga membantu santri untuk menyiapkan nasi bagi para santri untuk makan sore, meskipun kadang santri kalah cepat dengan beliau, mungkin karena yang dapat tugas piket kurang menjalankan tugasnya dengan baik ataupun lupa, atau memang saking sregepnya seorang ‘Pak Le’ . Waktu Maghrib pun tiba, beliau sholat Maghrib sebentar setelah seharian bekerja dan merapikan parkiran pondok.
Entah apa lagi yang dilakukannya, saya juga masih kurang paham betul aktivitasnya, sampai sekitar jam sebelasan beliau baru tidur malam, (kadang lebih) dan bangun lagi ketika nasi yang dimasakkan Kang santri sudah matang (sekitar jam tigaan) dan beliau kembali membantu untuk menyiapkan nasi untuk sarapan pagi maupun yang sahur bagi para santri yang akan berpuasa. Begitulah seterusnya, kesehariannya dilakukan tanpa kenal lelah, tak pernah mengeluh dan selalu bergairah.
Dari sekelumit kisah Pak Lehan yang saya ketahui, yang menurut saya adalah sosok pahlawan bagi kebersihan pondok, juga sebagai sosok teladan dalam hal kedisiplinan dan keuletan dalam bekerja atau menjalankan aktivitasnya sehari-hari, dapat kita ambil pelajaran bahwa dalam menjalani hidup ini hendaknya meniru dari beliau, dalam beraktivitas, entah itu ketika mengerjakan tugas kuliah, belajar, mengaji maupun kegiatan-kegiatan pondok yang lain. 

Tidak ada rasa malas yang terbesit, tak ada sedikitpun putus asa, ikhlas dan selalu bersemangat untuk menjalankannya, dan yag terpenting tanpa banyak teori, tetapi langsung action  dan dipraktekkan, seperti halnya Pak Lehan tadi. Marilah kawan, kita sebagai yang lebih muda seharusnya merasa malu kepada seorang Pak Lehan, dan lebih bersemangat dan pantang putus asa dalam segala aktivitas, 
OK. SEMANGAT...!

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda ...

 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT