Kitab “Taisirul Khalaq Fii ‘Ilmil Akhlaq” merupakan
kitab yang dikarang oleh seorang ulama Al Azhar, Hafidz Hasan Al Mas’udi. Kitab ini mempelajari tentang Ilmu akhlak atau perilaku-perilaku
yang dilakukan oleh manusia, baik itu perilaku terpuji maupun yang tercela. Nah,
lalu mengapa manusia perlu mempelajari ilmu akhlak?
Dalam muqoddimahnya dijelaskan bahwasanya ilmu Akhlaq adalah ilmu yang membahas tentang
‘perbaikan hati’ dan seluruh indra seseorang. Motivasinya adalah untuk menjalankan
segala moral dan menjauhi segala perbuatan buruk. Sehingga hasilnya adalah
perbaikan hati dan seluruh indra manusia di dunia dan
mendapat tingkat tertinggi di Akhirat kelak.
Selama ‘ngaji’ kitab ini saya mendapatkan pengetahuan-pengetahuan
tentang akhlak. Berbagai penjelasan mengenai adab-adab dalam kehidupan
sehari-hari dijelaskan dalam kitab ini. Dari berbagai bab yang dijelaskan
adalah diantaranya mengenai taqwa, tatakrama sebagai seorang guru, tatakrama sebagai
seorang murid, sebagai anak terhadap kedua orangtua, adab dalam pergaulan,
kerukunan, persaudaraan, kejujuran, adab makan, minum, tidur dan sifat-sifat
tercela seperti hasud, dengki, kesombongan, dendam, ghibah dan sifat tercela
lainnya. Penjelasan dalam kitab ini cukup mudah dipahami karena disajikan
dengan ringkas dan jelas.
Apalagi dalam pembelajaran di kelas diampu oleh Ustadz Huda. Beliau
memberikan penjelasan mengenai kitab ini secara jelas, gamblang dan mudah
dicerna oleh para santri, semisal dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan
sehari-hari di kampus, di pondok atau di mana saja. Dengan metode ini saya
menjadi lebih mudah dalam menerima dan mencerna penjelasan dari beliau. Di
samping metode tersebut, Ustadz Huda juga menyuruh para santri untuk membaca
kitab yang sudah dimaknai sebelumnya, sehingga para santri akan belajar membaca
dan menerapkan ilmu Nahwu yang telah dipelajarinya dalam pelajaran Nahwu.
Sebagai seorang santri dan juga sebagai seorang penuntut ilmu
hendaklah mengamalkan setiap ilmu yang telah diberikan gurunya. Begitu pula
dengan saya yang telah mempelajari kitab Taisirul Khalaq ini. Hal ini menjadi
taklif bagi saya dan menjadi suatu kewajiban untuk mengamalkan isi kitab ini
dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu sifat seorang santri adalah tawadhu’, sikap tawadhu’ merupakan
wujud penghormatan seorang santri terhadap gurunya yang telah mengajarkan
ilmunya sehingga akhirnya akan disayangi oleh gurunya. Dengan demikian mudahlah
ilmu masuk kepada diri seorang santri. Disamping status saya sebagai seorang
santri, juga sebagai mahasiswa. Sehingga dalam kehidupan ketika di pondok
sangat berbeda dengan ketika bergaul di kampus, dan harus bisa menyesuaikan
ketika saya berada di lingkungan mana. Ketika berada di lingkungan pondok
misalnya, sikap tawadhu’ lebih mudah dilakukan karena sering berhubungan dengan
guru, baik ketika ngaji maupun kegiatan lainnya. Namun ketika berada di
lingkungan kampus yang notabene pergaulannya cenderung lebih bebas dibandingkan
ketika saya berada di pondok, maka wujud penghormatan terhadap dosen terasa
kurang. Namun hal ini tidak membuat saya lantas tidak menghormati dosen di
kampus.
Tatakrama ketika makan, minum, juga harus diperhatikan. Ketika
makan misalnya, hendaklah dengan duduk, membaca do’a, menggunakan tangan kanan,
dan tidak makan sampai kekenyangan. Begitu pula ketika selesai makan, maka akan
butuh akan minum. Minum pun harus dengan cara-cara yang telah dicontohkan nabi,
yakni dengan duduk, menghisap airnya, tidak meneguknya, karena hal demikian
dapat membahayakan hati. Seperti sabda nabi, “menghisaplah air minum
sedikit-sedikit dan jangan meneguknya sekaligus.” Selanjutnya adab sebelum dan
sesudah tidur juga penting untuk diperhatikan, karena tubuh butuh istirahat.
Namun tidak sembarangan untuk melakukannya, ada contoh-contoh yang dilakukan
nabi, seperti bersuci dahulu, hendaklah tidur dilambung sebelah kanannya,
menghadap kiblat, berniat beristirahat untuk menguatkan ibadahnya. Semua yang
telah diajarkan nabi tersebut pasti memiliki manfaat yang bila diuji secara
ilmiah kesehatan pun akan terbukti manfaatnya.
Selama pembelajaran kitab Taisirul Khalaq ini saya
selalu berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, meskipun hal
itu sangat sulit bagi saya, seperti dalam
kehidupan sehari-hari di pondok, ketika makan, minum, tidur. Terutama dalam bab mengenai ikhlas,
menghindari sifat iri dengki dan sabar, sangat sulit sekali saya lakukan dalam
kehidupan kampus terlebih lagi ketika di pondok.
Namun saya tetap berkomitmen untuk dapat menerapkannya dalam
sehari-hari, karena saya percaya bahwasanya orang yang berhasil menerapkan
seluruh isi kitab Taisirul Khalaq adalah orang yang sangat beruntung di dunia, lagi
akan berbahagia kelak di kemudian hari, dan akhirnya akan bahagia di Akhirat kelak. Amin..
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...