BREAKING

Selasa, 05 Mei 2015

Belajar me-RESENSI Kitab (2)


RESENSI KITAB
Oleh : Charismanto
Santri Kelas Jurumiyyah PP. Al Luqmaniyyah Yogyakarta


Nama Kitab                 : Adabul ‘Alim Wal Muta’allim
Pengarang                   : Syaikh Muhammad Hasyim Al    Asy’ari Al   Jombangiy
Selesai dikarang          : 22 Jumadi Tsani tahun 1342 H/1924 M
Penerbit                       : Maktabah At Turots Al Islamiy “Ma’had Tebu Ireng Jombang”
Warna Cover               : Biru Tua (Depan) dan Putih (Belakang)
Ukuran                                    : 23 cm X 14,5 cm
Bahasa Pengantar        : Bahasa Arab Gundul (Tanpa harokat)
Jumlah Halaman          : 110 Halaman

 Kitab “Adabul ‘Alim Wal Muta’allim” ini merupakan sebuah karya seorang ulama asli Indonesia, Syaikh Muhammad Hasyim Al Asy’ari Al Jombangiy. Beliau dilahirkan di Desa Gedang, sebuah daerah di Kabupaten Jombang pada hari Selasa tanggal 24 Dzulqo’idah 1287 H atau bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M.



K.H. Hasyim Asy’ari merupakan putra ke tiga dari 11 bersaudara. Ayah beliau bernama Asy’ari yang merupakan pengasuh sebuah pesantren di Gedang, sebelah Utara kota Jombang. Ibunya bernama Halimah. Beliau meninggal pada tanggal 7 Ramadhan 1366 H/25 Juli 1947 M di kediaman beliau Tebuireng, Jombang.
Usia beliau banyak dihabiskan untuk menimba ilmu dan selalu haus akan ilmu. Setelah beliau menimba dari kedua orang tua dan kakeknya, ia kemudian nyantri lagi di berbagai daerah di pulau Jawa. Berbagai pesantren yang pernah beliau tempati diantaranya dimulai dari pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Kemudian pindah lagi ke pesantren Langitan Tuban. Belum puas akan ilmu yang telah diperoleh, beliau lalu pindah ke pesantren Trenggalis Semarang. Kemudian berturut-turut di pesantren Bangkalan asuhan Mbah Kyai Kholil dan Siwalan, Sidoarjo.

“Ngluru Ilmu kanthi Kelono” (mencari ilmu itu dengan berkelana). Itulah yang menjadi pegangan K.H. Hasyim Asy’ari dalam mencari ilmu. Beliau mencari ilmu tak cukup di satu tempat saja, jika sudah merasa cukup akan satu tempat beliau lalu berpindah mencari pengalaman dan guru lain. Tak cukup menimba ilmu di tanah air saja, beliau pun pergi ke tanah suci Makkah. Beliau menimba ilmu di tanah haram ini selama kurang lebih 7 tahun dan hingga akhirnya kembali ke Indonesia.

Di indonesia beliau mendirikan pondok pesantren yang terkenal dengan nama Tebu Ireng. Begitu banyak karya yang telah beliau hasilkan, salah satu diantaranya adalah kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim yang menjadi bagian penting dan hampir di setiap pondok pesantren menggunakan kitab ini di kurikulumnya.

Kitab ini menerangkan mengenai adab-adab yang seyogyanya dilakukan oleh para santri dalam menuntut ilmu di pesantren. Di dalamnya memuat bab-bab yang berkaitan dengan bagaimana perilaku yang semestinya dilakukan seorang santri ketika dengan gurunya, dengan kitab-kitabnya, dengan teman-teman pergaulan, dan juga ketika sesudah menjadi guru pun semuanya diatur dan dijelaskan dalam kitab ini.

Penulisan kitab ini menggunakan bahasa arab yang tidak ada harokatnya serta kertas yang digunakan pun berwarana kuning. Sehingga lazim di pesantren disebut dengan “Kitab Kuning” karena memang warna kertasnya kuning dan karena tulisan arabnya tidak berharokat, sehingga disebut dengan “Kitab Gundulan.” 

Dalam penjelasannya banyak mengacu dalam Al-Qur’an dan Hadits nabi. Di dalamnya pula menggambarkan kehidupan yang notabene sesuai dengan kehidupan masyarakat kita (Indonesia), khususnya daerah Jawa. Sehingga sampai saat ini masih sangat relevan diajarkan kepada para santri.

Selain itu juga disisipkan syair-syair yang sesuai dengan materi bersangkutan. Sehingga penjelasan yang ada semakin mudah dicerna santri dan tidak selalu datar dibandingkan bila tanpa ada sisipan-sisipan lain. Ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi juga semakin memberikan kekuatan sumber dalil, sehingga para santri yang mempelajari kitab ini pun tak perlu ragu lagi ataupun harus mencari sumber dalil lagi.

Akhlak atau etika merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap insan di muka bumi ini, karena dengan akhlak lah manusia berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Nabi diutus ke muka bumi ini pun misinya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam kitab ini dijelaskan mengenai akhlak-akhlak yang mendasar dan sesuai kondisi psikologis para santri. Dalam kitab ini dibagi menjadi beberapa bab pembahasan yang pokok dan ringkas, yakni sebagai berikut : 
1.      Bab pertama menerangkan mengenai keutamaan ilmu, Ulama’, dan keutamaan mencari ilmu serta mengamalkannya.
2.      Pada bab kedua  dijelaskan mengenai adab seorang murid terhadap dirinya sendiri, dan terdapat sepuluh pembagian di dalamnya.
3.      Bab ketiga menjelaskan mengenai adab seorang murid terhadap gurunya, terdapat dua belas pembagian di dalamnya.
4.      Keempat adalah bab yang menjelaskan mengenai adab seorang murid terhadap pelajarannya dan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, ada tiga belas bagian
5.      Bab kelima menerangkan mengenai adab-adab seorang ‘Alim (guru) terhadap hak dirinya sendiri, terdapat dua puluh fasal.
6.      Selanjutnya, pada bab keenam dijelaskan mengenai adab-adab seorang ‘Alim (guru) terhadap pelajaran yang ia ajarkan.
7.      Pada bab ketujuh adalah bab mengenai adab seorang guru kepada murid-muridnya, terdapat empat belas bagian.
8.      Bab ke delapan adalah adab seorang pencari ilmu terhadapa kitab-kitabnya dan hal-hal yang berkaitan dalam menghasilkan kitab, meletakkan, dan menulisnya. Terdapat 15 pembahasan.

Demikian sekilas gambaran mengenai Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim serta pengarangnya, semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amiin

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda ...

 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT