RESENSI KITAB
Oleh : Charismanto
Santri Kelas Jurumiyyah PP. Al Luqmaniyyah
Yogyakarta
Pengarang : Syaikh
Muhammad Hasyim Al Asy’ari Al Jombangiy
Selesai dikarang : 22 Jumadi
Tsani tahun 1342 H/1924 M
Penerbit :
Maktabah At Turots Al Islamiy “Ma’had Tebu Ireng Jombang”
Warna Cover : Biru Tua
(Depan) dan Putih (Belakang)
Ukuran : 23 cm X 14,5 cm
Bahasa Pengantar :
Bahasa Arab Gundul (Tanpa harokat)
Jumlah Halaman : 110
Halaman
Kitab “Adabul
‘Alim Wal Muta’allim” ini merupakan
sebuah karya seorang ulama asli Indonesia, Syaikh Muhammad
Hasyim Al Asy’ari Al Jombangiy. Beliau dilahirkan di Desa Gedang, sebuah daerah di Kabupaten Jombang pada hari
Selasa tanggal 24 Dzulqo’idah 1287 H atau bertepatan dengan tanggal 14 Februari
1871 M.
K.H. Hasyim Asy’ari merupakan putra ke tiga dari 11 bersaudara. Ayah beliau bernama Asy’ari yang merupakan pengasuh sebuah pesantren di Gedang, sebelah Utara kota Jombang. Ibunya bernama Halimah. Beliau meninggal pada tanggal 7 Ramadhan 1366 H/25 Juli 1947 M di kediaman beliau Tebuireng, Jombang.
Usia beliau banyak
dihabiskan untuk menimba ilmu dan selalu haus akan ilmu. Setelah beliau menimba
dari kedua orang tua dan kakeknya, ia kemudian nyantri lagi di berbagai
daerah di pulau Jawa. Berbagai pesantren yang pernah beliau tempati diantaranya
dimulai dari pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Kemudian pindah lagi ke pesantren
Langitan Tuban. Belum puas akan ilmu yang telah diperoleh, beliau lalu pindah
ke pesantren Trenggalis Semarang. Kemudian berturut-turut di pesantren
Bangkalan asuhan Mbah Kyai Kholil dan Siwalan, Sidoarjo.
“Ngluru Ilmu kanthi Kelono” (mencari ilmu itu dengan berkelana). Itulah yang menjadi pegangan K.H. Hasyim Asy’ari dalam mencari ilmu. Beliau mencari ilmu tak cukup di satu tempat saja, jika sudah merasa cukup akan satu tempat beliau lalu berpindah mencari pengalaman dan guru lain. Tak cukup menimba ilmu di tanah air saja, beliau pun pergi ke tanah suci Makkah. Beliau menimba ilmu di tanah haram ini selama kurang lebih 7 tahun dan hingga akhirnya kembali ke Indonesia.
Di indonesia beliau mendirikan pondok pesantren yang terkenal dengan nama Tebu Ireng. Begitu banyak karya yang telah beliau hasilkan, salah satu diantaranya adalah kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim yang menjadi bagian penting dan hampir di setiap pondok pesantren menggunakan kitab ini di kurikulumnya.
Kitab ini menerangkan mengenai adab-adab yang seyogyanya dilakukan oleh para santri dalam menuntut ilmu di pesantren. Di dalamnya memuat bab-bab yang berkaitan dengan bagaimana perilaku yang semestinya dilakukan seorang santri ketika dengan gurunya, dengan kitab-kitabnya, dengan teman-teman pergaulan, dan juga ketika sesudah menjadi guru pun semuanya diatur dan dijelaskan dalam kitab ini.
Penulisan kitab ini menggunakan bahasa arab yang tidak ada harokatnya serta kertas yang digunakan pun berwarana kuning. Sehingga lazim di pesantren disebut dengan “Kitab Kuning” karena memang warna kertasnya kuning dan karena tulisan arabnya tidak berharokat, sehingga disebut dengan “Kitab Gundulan.”
Dalam penjelasannya banyak mengacu dalam Al-Qur’an dan Hadits nabi. Di dalamnya pula menggambarkan kehidupan yang notabene sesuai dengan kehidupan masyarakat kita (Indonesia), khususnya daerah Jawa. Sehingga sampai saat ini masih sangat relevan diajarkan kepada para santri.
Selain itu juga disisipkan syair-syair yang sesuai dengan materi bersangkutan. Sehingga penjelasan yang ada semakin mudah dicerna santri dan tidak selalu datar dibandingkan bila tanpa ada sisipan-sisipan lain. Ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi juga semakin memberikan kekuatan sumber dalil, sehingga para santri yang mempelajari kitab ini pun tak perlu ragu lagi ataupun harus mencari sumber dalil lagi.
Akhlak atau etika merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap insan di muka bumi ini, karena dengan akhlak lah manusia berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Nabi diutus ke muka bumi ini pun misinya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam kitab ini dijelaskan mengenai akhlak-akhlak yang mendasar dan sesuai kondisi psikologis para santri. Dalam kitab ini dibagi menjadi beberapa bab pembahasan yang pokok dan ringkas, yakni sebagai berikut :
1.
Bab pertama menerangkan mengenai keutamaan ilmu, Ulama’, dan keutamaan
mencari ilmu serta mengamalkannya.
2.
Pada bab kedua dijelaskan mengenai
adab seorang murid terhadap dirinya sendiri, dan terdapat sepuluh pembagian di
dalamnya.
3.
Bab ketiga menjelaskan mengenai adab seorang murid terhadap gurunya, terdapat
dua belas pembagian di dalamnya.
4.
Keempat adalah bab yang menjelaskan mengenai adab seorang murid terhadap
pelajarannya dan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, ada tiga belas bagian
5.
Bab kelima menerangkan mengenai adab-adab seorang ‘Alim (guru) terhadap hak
dirinya sendiri, terdapat dua puluh fasal.
6.
Selanjutnya, pada bab keenam dijelaskan mengenai adab-adab seorang ‘Alim
(guru) terhadap pelajaran yang ia ajarkan.
7.
Pada bab ketujuh adalah bab mengenai adab seorang guru kepada murid-muridnya,
terdapat empat belas bagian.
8.
Bab ke delapan adalah adab seorang pencari ilmu terhadapa kitab-kitabnya
dan hal-hal yang berkaitan dalam menghasilkan kitab, meletakkan, dan
menulisnya. Terdapat 15 pembahasan.
Demikian sekilas gambaran mengenai Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim serta pengarangnya, semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amiin
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...