BREAKING

Selasa, 05 Mei 2015

Cerita Inspiratif Seorang Kawan.. .


“Untuk menggapai kesuksesan tak semudah
membalikkan telapak tangan,
namun diperlukan perjuangan keras dan linangan air mata”

Sebuah riwayat singkat tentang seorang kawan ...
Seorang Fathur ...
Terlahir dengan nama lengkap Fathurrohman, ia dilahirkan di suatu daerah kecil di Kabupaten Jepara pada tanggal 28 Januari 1992, tepatnya di desa Pendem. Riwayat pendidikannya dimulai dari bangku Madrasah Ibtidaiyyah Mamba’ul Huda Jepara, dilanjutkan di MTs Miftahul Ulum Jepara, MA Hasyim Asyari, Bangsri, Jepara Jurusan Agama, dan saat ini telah memperoleh gelar Strata Satu dari Perguruan Tinggi Negeri dan tengah bekerja seraya berusaha mencari beasiswa S2.

Perjalanan dalam menapaki pendidikan baginya penuh dengan perjuangan dan rintangan, semenjak tamat MTs ia tak diperbolehkan orang tuanya untuk meneruskan sekolah MA favorit di Jepara karena alasan biaya yang tak ada. Kedua orang tuanya lebih menyetujui  bila ia masuk ke pondok pesantren saja. Sejak SD hingga MTs ia sering menduduki peringkat dua atau tiga. Namun ketika kelas tiga MTs semester genap prestasinya sempat menurun lantaran sang ibu dipanggil selamanya oleh Yang Maha Kuasa. Tentu hal itu membuat ia sangat sedih dan terpukul, terlebih saat itu mendekati Ujian Nasional. Hingga pada akhirnya ia tak lulus dalam ujian akhir. Namun Ia kemudian berinisiatif untuk mengikuti KEJAR PAKET B hingga berhasil memperoleh ijazah setingkat SMP-MTs.
            Setelah lulus dari MTs, ia ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas favorit di daerahnya, yakni di MA Hasyim Asyari, namun karena saat itu alasan biaya menyebabkan ia menunggu dahulu satu tahun di pondok pesantren dengan mengabdi di sana, yakni di Pondok Pesantren Darul Aitam Jepara. Setelah satu tahun, akhirnya ia mengutarakan maksudnya untuk sekolah di MA kepada Kyainya dan ia tak mempunyai cukup biaya untuk sekolah. Kemudian kyainya sanggup untuk membiayai sekolahnya. Singkat cerita, ia pun lulus dari MA dengan hasil yang cukup memuaskan.
            Angan-angan kuliah dalam benaknya membuat ia berpikir keras bagaimana supaya ia dapat kuliah dengan tanpa membebankan pada ayahnya yang saat itu sudah sangat kesulitan dalam urusan finansial, karena ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dan kakak-kakaknya tak ada yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan, ia tak ingin bernasib sama seperti kedua kakaknya, ia bertekad untuk bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi dan bisa membahagiakan keluarganya. Ia lalu mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur-jalur beasiswa. Hingga pada akhirnya diterima di salah satu Universitas Islam terkemuka di Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga. Dengan  jurusan yang ia pilih pada pilihan ketiga yakni Perbandingan Madzhab dan Hukum, setelah kedua pilihan sebelumnya tak masuk. Ia mendapatkan beasiswa BIDIK MISI dengan bantuan biaya perkuliahan serta biaya hidup sampai 4 tahun. Tentu sangat membahagiakan dirinya, ia bersyukur dan akan mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, begitulah dalam bathinnya waktu itu.
            Di perkuliahan ia termasuk anak yang disiplin dan cerdas, meskipun terbatas dalam sarana prasarana ia tetap dapat mengikuti perkuliahan dengan aktif di kelas maupun organisasi-organisasi di kampus. Beberapa organisasi yang sempat ia masuki dan aktif di dalamnya ialah UKM Al Mizan divisi  Tahfidz, hingga ia mampu menghafal 5 juz Al-Qur’an, aktif di Badan Eksekuti Mahasiswa Jurusan (BEM-J) selama dua periode dengan jabatan menjadi divisi Kaderisasi pada periode pertama dan divisi pengembangan bakat pada periode kedua, dan menjadi panitia lomba Musabaqoh Qiroatil Kutub tingkat UIN-MA se-DIY. Ia juga sempat menetap di masjid di sekitar UGM selama 2 tahun supaya tetap kuliah dan hidup di perkotaan sebelum akhirya ia pindah di pondok pesantren.
Setiap hari berangkat ke kampus dengan naik bus, berangkat pagi dan pulang pada jam terakhir atau sekitar pukul 16.00. Ketika jam perkuliahan kosong ia menyibukkan untuk membaca buku-buku di perpustakaan atau dengan mempelajari pelajaran yang akan ia pelajari di ruang kelas selanjutnya. Sehingga tak heran ketika di kelas ia sering menyanggah atau memberi pendapat dan aktif, sehingga membuat dosen senang, sampai-sampai ada dosen yang melarangnya untuk berkomentar terlalu kritis, dan ia dijanjikan untuk mendapat nilai bagus jika ia tak kritis terhadap dosen yang sedang mengajar. Itu semua itu dilakukan agar menghemat waktu dan biaya karena bolak-balik kampus dan tempat tinggal. Sempat ia memiliki sepeda yang ia dapatkan dari takmir masjid di sekitar UGM itu, namun nasib belum berpihak kepadanya, sepedanya dicuri orang.
Baru kemudian, setelah dua tahun menjadi pengurus masjid, ia pindah ke pondok pesantren. Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah menjadi tempatnya sampai saat ini. Di pondok pesantren pun ia menekuni dalam bidang kepenulisan dengan menjadi pemimpin redaksi bulletin pondok. Kegiatan yang sangat padat tak membuatnya loyo atau putus asa, malah hal itu dapat membuatnya semakin pandai dalam mengatur waktu. Baik perkuliahan maupun di pondok pesantren.
            Lulus kuliah dengan hasil sangat memuakan, gelar cumlaude pun ia terima. Lulus dengan waktu tidak lebih dari 3,5 tahun dan dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,61. Ia merasa bersyukur dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu cepat dan tepat sehingga beasiswa yang ia terima dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan sebaik-baiknya. Setelah lulus, Ia kemudian melamar pekerjaan di salah satu perusahaan operator di Yogyakarta dan diterima di sana sebagai call centre bagian asuransi. Setiap pagi pukul 07.00 ia berangkat menuju kantornya dan pulang jam 17.00. Selama kurang lebih 10 jam di kantor dan bekerja, tentu membuatnya sangat lelah dan jenuh, ketika mengikuti pelajaran di pondok seringkali ia mengantuk dan tidur, bahkan tak jarang pula ia disuruh berdiri oleh ustadz yang sedang mengajar karena terlalu sering ia tertidur dalam kelas.
            Namun semua kegiatan itu ia jalani dengan penuh semangat dan perjuangan, tanpa mengeluh, meskipun banyak rintangan menghadang. Ia mempunyai motto “You can if you think that can”. Motto ini yang selalu menginspirasinya dalam segala hal hingga ia dapat mencapai semua kesuksesan yang telah ia peroleh dan yang akan ia perjuangkan lagi ke depannya. Satu lagi motto dalam hidupnya yang sangat memotivasi, yaitu “Kesuksesan sejati adalah apa yang telah kamu peroleh dan kamu gapai itu dapat memberikan manfaat bagi banyak orang dan sesama”.
Inspiratif kawan !! Semoga kita dapat mengambil hikmah dan teladan darinya.

Oleh : Charismanto
NIM : 13210095
Penulis melakukan wawancara langsung
dengan tokoh bersangkutan,
berinteraksi, dan melihat
sendiri kesehariannya.



Ditulis sebagai tugas mata kuliah Jurnalistik Cetak “Penulisan Feature”.

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda ...

 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT