BREAKING

Kamis, 19 Mei 2016

Etika Komunikasi Santri


Jauh sebelum ilmu tentang etika komunikasi di perkuliahan ada pun, pondok pesantren sudah lebih dulu mengenalkan, menerapkan dan mengajarkan adab atau etika komunikasi kepada para santrinya dalam bergaul dan berkomunikasi yang baik dengan teman-temannya, dengan gurunya, ataupun dengan masyarakat di sekitar pondok pesantren. Karena pondok pesantren merupakan sistem pendidikan pertama yang pernah ada di Indonesia.
Pondok pesantrenlah yang menjadi corak pendidikan Indonesia pada masa penjajahan dulu, yang pada zaman sekarang ini Indonesia sebenarnya masih terjajah, namun tidak lagi seperti dahulu yang menjajah dalam sistem pemerintahan dan fisik melainkan dalam dalam sistem pendidikannya.
Adab atau etika dalam berkomunikasi ini dijelaskan dan diajarkan oleh kyai atau guru di pondok-pondok pesantren dengan mengacu pada kitab-kitab klasik ulama zaman dahulu, terutama pada pondok pesantren salaf. Mungkin sedikit berbeda dengan pondok-pondok modern yang lebih mengutamakan pelajaran umum dibandingkan dengan mengkaji kitab-kitab klasik itu.
Dalam hal ini saya mencoba mengamalkan apa yang telah saya dapat ketika belajar mengenai adab dan etika sebagai santri ketika bergaul ataupun berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pembahasan kali ini Saya mengambil contoh dari kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim karya Syaikh Hasyim Al Asy’ari, kyai kharismatik panutan umat sekaligus tokoh yang sangat berpengaruh terhadap perjuangan bangsa Indonesia ketika melawan penjajahan Jepang waktu itu. Pada waktu itu beliau mampu membangkitkan semangat para pejuang Indonesia dengan fatwa jihadnya. Sehingga semangat pemuda Indonesia dan santri beliau menjadi berkobar hingga dapat mengusir tentara Jepang dari tanah air tercinta ini.
Lalu mengapa saya mengambil contoh dari kitab ini? Ya karena kitab karangan Mbah Hasyim Asy’ari ini sangat sesuai dengan keadaan santri di tanah air, berbeda dengan kitab-kitab yang membahas mengenai adab atau etika lainnya yang lebih menggambarkan sisi kehidupan murid atau santri di Arab atau di Baghdad yang pastinya berbeda dengan di Indonesia. Beliau mengarang kitab ini juga melalui pengamatan yang mendalam ketika beliau masih nyantri maupun ketika beliau sudah mengajar di pesantren. Jadi kitab sangat cocok bila dipelajari oleh para santri di Indonesia, karena pengarangnya memang asli dari Indonesia.
Di dalam kitab kitab mengenai etika diatas disebutkan diantaranya mengenai ketika seorang santri berbicara kepada santri yang lebih tinggi (senior) ataupun kepada santri yang lebih rendah (yunior) agar bertutur kata yang sopan dan santun, hindari canda atau humor yang menghina dan menyakiti teman lainnya, karena akan menjadikan permusuhan, penuh perhatian saat mendengarkan teman sedang berbicara dan tidak mengalihkan pandangan ke objek lain.
Disamping berkomunikasi dengan kaum lelaki, seorang santri pasti tidak dapat terhindar untuk berkomunikasi dengan lawan jenisnya pula. Apalagi ketika seorang santri tersebut selain berstatus sebagai santri juga sebagai mahasiswa di sebuah perguguruan tinggi umum misalnya. Karena kampus tidak dapat dihindarkan dengan pergaulan lawan jenis, apalagi ketika dosen memberikan tugas dengan cara kelompok pastilah di sana tidak memandang atau tidak mengelompokkan secara tersendiri antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu sebagai seorang santri pun harus mengetahui etika berkomunikasi dengan lawan jenis itu.
Ketika berbicara dengan lawan jenis hendaknya juga diperhatikan etika-etikanya, misal tidak memandang ke anggota tubuh manapun selain bola mata, memandang di matapun sebenarnya kalau bisa dihindari karena sumber segala sesuatu itu dari pandangan terhadap mata lawan jenisnya. Mata ibarat panah yang siap membidik sasarannya, tidak apa-apa sesekali menundukkan pandangan atau melihat ke tempat lain selain fisik yang diajak bicara, karena hal ini akan menghindarkan timbulnya syahwat, berbicara seperlunya sesuai tujuan, hindari bercanda apalagi kepada hal-hal yang berkonotasi negatif, tidak menyinggung atau menyebut apapun yang bersifat pribadi baikitu memunuji atapun menghina. Begitulah kira-kira etika seorang santri ketika sedang berkomunikasi dengan lawan jenisnya.
Ketika dengan kyai atau gurunya pun mempunyai banyak adab-adab yang harus dilakukan, misal dengan mencium tangan saat bersalaman atau membungkukkan badan dan berdiri ketika orang tua atau kyai lewat di depannya, memakai bahasa kromo (halus) ketika berbicara dalam bahasa Jawa, intonasi ketika berbicara juga perlu diperhatikan, janganlah terlalu keras ataupun terlalu pelan. Ketika guru sedang berbicara, jangan menyelanya ataupun menjawab sebelum dipersilahkan olehnya, karena hal itu dapat membuat guru kurang berkenan.
Terakhir adalah etika seorang santri kepada masyarakat sekitar tempat pondok pesantren tersebut berada. Dalam pergaulan dengan warga kampung tentulah sedikit berbeda bila dibandingkan dengan pergaulan di dalam pondok pesantren, dalam hal ini terhadap santri maupun terhadap guru dan-guru dan kyainya. Dalam pergaulan sehari-harinya di lingkungan sekitar pesantren santri harus bisa bersosial dan hendaknya membangun sikap solidaritas terhadap masyarakat.
Hal-hal yang bisa dilakukan misal dengan membantu kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat seperti ketika kerja bakti membersihkan kampung, atau biasanya dengan ikut dalam kegiatan pengajian rutinan, dan biasanya malah santri yang ditunjuk sebagai pemimpin majelisnya. Dengan berbaur dan bersosial, seorang santri akan belajar bagaimana cara bergaul dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga nantinya dapat diterapkan ketika ia sudah benar- benar menjalani kehidupan rumah tangga dan berkecimpung dalam urusan dakwah di masyarakat.



*) Oleh Charismanto,
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN SUKA Yogyakarta
Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Etika Komunikasi Semester 3





About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda ...

 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT