BREAKING

Senin, 19 Juni 2017

Jangan Lupa Ngaji



Adik adikku...
Bernyanyi lah....
Selagi engkau masih pantas tuk bernyanyi...

Adik adikku...
Belajarlah...
Karena saat ini kau memang saatnya belajar...
Agar kau merasakan manisnya buah perjuanganmu saat ini...

Adik adikku...
Mengajilah...
Untuk bekal di hari kemudian...
Karena hidup ini tak cukup sekedar hidup...
Hidup itu sejatinya untuk MATI..

Adik adikku...
Tahukah engkau, apa itu dunia?
Dunia ini ibarat sebuah jembatan...
Ia akan lapuk dan rusak pada waktunya...
Maka, sebelum ia lapuk dan rusak kau harus menggunakannya..
Iya, meenggunakan jembatan itu tuk menyeberang...
Menyeberang menuju kampung kekal abadi...
Kampung itu bernama AKHIRAT.

Adik adikku....
Bukan maksudku sok tahu atau sok bijak..
Karena aku pun belum pernah merasakan apa itu MATI dan pergi ke Desa AKHIRAT.
Lebih tepatnya, aku mengajak kalian bersama-sama tuk menyiapkan bekal..
Bekal esok untuk MATI dan pergi bersama-sama menuju kampung bernama  AKHIRAT.

Ini mungkin hanya sekedar pengingat sebelum tidurmu...
Atau kata-kata tak penting pengganggu masa bermainmu...
Tetapi ada baiknya kau tak acuhkan dan kau lakukan..
Selamat bermain, bernyanyi, tertawa, berlari, namun jangan lupa NGAJI....


Secuil pesan dari pulau seberang, Sumatera.
Tuk adik-adik ku di Jogja.... :)

Minggu, 18 Juni 2017

Ketika Cinta tak Terbalas




Sepercik harapan kutorehkan.
Selaksa naluriku bergeming.
Asapun terkoyakkan.
Menunggu penantian cinta yang tak usai.
Terjerembabku dalam kubangan rindu.
Menyendiri tak diharapkan.
Hati yang meronta dalam fatamorgana cinta.
Cinta kasih yang tak sampai.
Lantas kapankah cinta hadir mengetuk sanubari ini ?
Hanya aku dan Dialah yang tahu.
Betapa besarnya hamparan kerinduan cinta kasih tak terbalas.
Merintih tiada kusesali lagi

Oleh : Ikhsan Ardi (grup WhatsApp "Ayo Menulis")
Pekanbaru, 18 Juni 2017

Belum Seberapa




Ah, ini bukan apa-apa...

Tiga hari perjalananku menuju kampung halaman belum seberapa..

Bila dibanding dengan perjalanan dakwah para wali berhari-hari 

Menyusuri hutan belantara..

Lebih sulit, lebih pedih, bahkan lebih letih..

Itu semua demi tegak dan jayanya agama Allah di bumi nusantara...


Lelahku dalam berjalan itu terlalu biasa...

Bila dibandingkan dengan para kyai yabg berdakwah berhari-berhari tanpa kenal masa...

Mengislamkan yang masih awam dan menaubatkan manusia berlumur dosa..


Rasa lapar dan hausku ini hanya sebentar saja..

Dapat terobati dengan beberapa teguk es teh atau es jeruk di kala 
berbuka..

Sedang mereka (para wali dan kyai), lapar dan hauslah yang justru 
menjadi santapannya...

Aku menyeberangi lautan bisa beberapa jam saja..

Dengan kapal-kapal yang siap berlayar mengantar kapan saja...


Tetapi para wali dan kyai..

Dulu, mereka harus menempuh hitungan hari.. bahkan bulan..

Agar sampai di seberang pulau sana..

Hanya berbekal tekad dan ridho Ilahi Rabbi, mereka rela syahid di 

jalanNya..

ah, tentu ini belum seberapa..
Tiga hari saja...


#selatsunda,23rmdhn1438H
#salamsatujiwasantri
#sedang'otewe'sumatera

Rabu, 14 Juni 2017

Aku Ingin Berkelana




Aku ingin berkelana..

Bukan karena apa apa..

Hanya saja, aku ingin tahu..

Seluas apa tanah nusantara

Bahkan dunia..

Memuji besarnya ciptaan-Mu


Aku ingin berkelana..

Menghirup udara pada setiap tempat

di belahan bumi pertiwi

Menjejakkan kaki di setiap ranah yang berbeda

Mencium harumnya tanah dan air pusaka


Aku ingin berkelana...

Mengejar asa, menemukan cita

Bahkan tak dipungkiri pula, cinta

Yah, cinta. (Masih) cinta manusia biasa


Aku ingin berkelana...

Menemukan hal baru yang belum pernah ada dalam hidupku

Menyendiri, sembari memuji kebesaran ciptaan-Mu

Dalam relung kalbu, aku merindu.


Aku ingin berkelana...

Entah mengapa, hati serasa hampa

Teramat sesak di dada

Semoga Dia tunjukkan jalanNya

Sabtu, 10 Juni 2017

Setetes Asa dibalik Kata kata





Di sudut sebuah pesantren... Sepi. Sunyi. Seorang pemuda dengan membawa segenggam harapan, ia melangkah. Beranjak dari kamar usangnya. Menyambar sebuah tas dengan beberapa tumpuk buku di dalamnya. Menuruni tangga, menyusuri lorong-lorong kelam, berteman suara jangkrik dan cicak yang setia menemani malam.

Beberapa saat kemudian, sampailah ia di sebuah gubuk reyot pinggir sawah. Bersanding segelas kopi hitam yang semakin dingin. Sedingin malam itu. Cahaya rembulan serta kerlip bintang seakan berdoa. Berharap Tuhan selalu membimbing dan mengabulkan segala pintanya. Sang pujangga ilmu yang sedang menyusuri jejak-jejak, menuju singgasana dan tahta. Namun bukanlah yang disangka kebanyakan manusia.

*sang_jejak*

Rabu, 07 Juni 2017

Tentang Hujan




Rintik air menetas satu persatu, menguyur lalu membasahi tubuh bumi...
Semakin lama semakin deras.. menciptakan genangan yang mengganggu kaki kaki...

Saat ini...

Hujan. Ada hujan gerimis ada hujan deras... Hujan gerimis biasanya penuh kenangan. Hujan deras pun terkadang ada cerita tentang perjuangan menaklukkan rintangan.

Setiap hujan selalu memiliki makna dan cerita tersendiri. Terkadang hujan menciptakan kesyahduan dan kerinduan... namun tak jarang pula menyebakan malapetaka dan bencana.. Itu tak lain karena ulah manusia.

Banjir di sana-sini, longsor, serta jebolnya tanggul itu bukanlah salah hujan. Tapi manusia yang mungkin kurang peka dengan alam. Kurangnya kepedulian dengan lingkungan. Sampah sampah yang mencemari sungai, di got, atau di lorong-lorong sempit kota adalah salah satu penyebabnya.

Wahai manusia, bersahabatlah dengan hujan dan alam. Sehingga ketika hujan datang kita telah siap menerima keadaan....

Itu hanya sebatas pengamatan. Bila salah mungkin karena kebodohanku semata, hanya kurang "membaca". Bila benar itu mutlak karena pertolongan sang maha kuasa. Aku hanya sang hamba yang ingin mencoba....

Mencoba merasa dan merangkai kata...

@maskam_uinsuka03042017

Minggu, 04 Juni 2017

Sajak Pencari Cinta




Ingin kucari cinta namun yang kudapat justru gundah gulana...

Kucari seorang kasih tetapi perih yang yang kuraih...

Ku berharap sebuah sayang, namun justru diri seakan terbuang...

Mengapa gerangan??

Mungkin karena cinta, kasih dan sayang adalah kebutuhan seorang hamba...

Bukan untuk sang Pencipta...

Baiklah, jikalau begitu ku tak kan terlalu berharap pada cinta. Aku kan menggantungkan cita-cita dengan pena...

Dengan pena, ku kan melanglang buana mengelilingi dunia. Mencari yang lebih bermakna pemberian Sang Maha Kuasa...

LQ Jannaty, Jogja City 1438 H

Jumat, 02 Juni 2017

Kala ...



Kala kau duduk di sampingku..
Getaran itu semakin menjadi..
Menggebu, dalam kalbu...
Bungkam bibirku..
Kaku tubuhku..
Terpaku diriku..

Masih terpana mataku...
Menatap teduhnya parasmu...
Ingin ku berucap, namun bibir ini hanya membisu..
Mengapa malu saat ada temu, namun rindu melanda saat kau sudah berlalu..

Ah, kala itu..
Mungkin ini hanya soal waktu.

*JOGJA.12042017*

Sebuah Goresan Tak Bermakna



Detik demi detik berlalu. Namun tak satu kata, bahkan huruf pun tertulis pada komputer di depanku. Jari jari tangan seakan kaku . Enggan diajak menari di atas keyboard yang masih sajasaja menanti. Mata pun seakan ingin terpejam tuk memulai petualangan alam mimpi.

Entah mengapa malam ini rasanya tak seperti biasanya, hambar. Tak ada rasa dan selera. Entah mengapa. Ah, rasanya aku adalah makhluk paling aneh dan bodoh dalam hidup ini. Menatap layar kosong. Putih, tanpa sepotong huruf pun menghias layar komputer. Aku ingin berdamai dengan waktu dan suasana. Ingin kembali bergairah walau hanya sesaat. Ingin meluapkan semua yang terpendam dalam otak.

Namun, masih saja aku terpaku. Bagai mulut yang membisu. Ingin kembali berdamai dengan keadaan yang sedang menerpaku. Ya Allah.... Apa dosaku? Hingga aku seakan seperti seonggok batu tak berharga di hadapan-Mu. Kurang bersyukurkah diri ini? Terlalu banyak mengeluh dengan semuanya. Ampuni hamba ya Robb.... Ampuni, hapuslah segala dosaku. Jadikan aku orang yang selalu dalam jalan-Mu.

Kembali kucoba gerakkan jari tangan ini di atas keyboard, menarikan gerakan layaknya seorang penulis. Memantabkan hati serta pikiran dalam satu titik untuk menggali isi otak. Kuaduk-aduk serta kukorek habis setiap sudut ruang kepala. Kukeluarkan dalam bentuk kata. Hingga... Ah, sama saja. Masih belum bisa bahagia dengan kata-kata. Tetapi biarlah. Mungkin sang waktu yang dalam genggamanNya lah penentu semua itu.

republikmimpiLQ
23.59 WIB
 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT