“Unjuk Rasa
atau Unjuk Rasio”
K
|
aum
muda, kaum intelektual, para mahasiswa, yang pada kehidupan kampus
disebut-sebut sebagai agent of change, agent of control, dan agent of
social. Yang akan menjadi tonggak berdirinya negeri ini, menjadi generasi
penerus bangsa. Kaum mahasiswa, ada yang mengatakan dekat dengan rakyat, karena
memperjuangkan aspirasi rakyat dengan berdemonstrasi, aksi turun ke jalan.
Meskipun tindakan – tindakan tersebut ada yang dapat merubah kebijakan pemerintah, namun tidak sedikit pula aksi-aksi tersebut malah menjadikan suasana tidak nyaman para pengguna jalan raya. Dan hal itu sia-sia belaka, seperti contohnya pada demonstrasi menolak kenaikan BBM beberapa waktu lalu.
Meskipun tindakan – tindakan tersebut ada yang dapat merubah kebijakan pemerintah, namun tidak sedikit pula aksi-aksi tersebut malah menjadikan suasana tidak nyaman para pengguna jalan raya. Dan hal itu sia-sia belaka, seperti contohnya pada demonstrasi menolak kenaikan BBM beberapa waktu lalu.
Para intelektual muda, begitulah sebutan yang ada pada mahasiswa,
seyogyanya mahasiswa konsekuen dengan ‘title’ yang diberikan kepadanya, ada
beban berat yang ditanggungnya. Intelektual muda harus berpikiran maju dan
kritis terhadap kondisi bangsa sekarang ini. Dengan tidak hanya menyuarakan
aspirasi masyarakat dengan teriak-teriak lantang di jalan semata atau biasa
disebut dengan ‘unjuk rasa., lebih dari itu mahasiswa dapat menuangkannya dengan menulis
dalam media massa cetak maupun elektronik atau disebut dengan ‘unjuk rasio’, Karena dengan menulis di media akan memberikan kebanggan tersendiri bagi
penulisnya, dan menjadikannya sebagai media untuk menyampaikan segala bentuk
eksplorasi diri.
Yah, dengan menulis akan melatih jiwa yang kritis dan kreatif. Memang dalam menulis tidaklah semudah yang dibayangkan, tetapi jika tidak mencoba maka tidak akan tahu sejauh mana kemampuan kita dalam menulis. Seperti yang telah dikatakan oleh seorang penulis terkenal, Pramoedya Ananta Toer "Semua harus ditulis. Apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna."
Maka diharapkan para intelektual muda bangsa ini dapat ‘berteriak’ sekencang-kencangnya melalui media dengan menulis. Tentunya dengan selalu berusaha dengan sunguh-sungguh. Semua itu butuh proses.
Hidup menulis dan kalian para intelektual muda !
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...