BREAKING

Jumat, 21 Februari 2014

Allah Mengajar dengan Pena

Di kelas, ketika seorang dosen menemukan mahasiswanya yang terlihat malas menuliskan isi perkuliahan, beliau sering berkelakar.”Bila kamu punya kambing , supaya tidak lepas, harus diikat kan?”Apanya yang diikat?”
”Lehernya”, Mereka menjawab.
“Jika kamu punya ayam, supaya tidak lari, harus diikat apanya?”
“Kakinya”.
“Jika kamu punya kamu tunangan, supaya tak direbut orang harus diikat apanya?”
Para mahasiswa tak langsung menjawab. Mereka saling berpandangan dengan mulut sedikit  membentuk huruf “U”.
“Jari manisnya”, sang dosen sendiri yang menjawab. “Nah, ilmu pun harus diikat supaya tak lepas, dengan apa? Dengan tulisan !”

Kalimat terakhir yang dipetik dari kata-kata Ali bin Abi Thalib. Ia seorang khalifah yang sangat rajin menulis. Najhul Balaghoh  buah karyanya yang sangat menakjubkan. Dialah yang memppelopori penulisan harokat Al Qur’an, karena sebelumnya Al Qur’an “gundul”, tidak ada tanda bacanya, sehingga menjadikan kaum muslimin kesulitan dalam membca dan mempelajari Al Qur’an. 
Karena begitu pentingnya pikiran-pikiran yang dituliskan Sahabat Ali , sampai Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ana madinatul ‘lmi wa ‘aliyyun baabuha - aku ini kotanya Ilmu sedangkan Ali adalah pintunya”.
Mahasiswa yang mengerti akan arti pentingnya tulisan, setiappndapat tugas menyusun makalah, selalu meelakukannya dengan senang hati. Ketika kuliah di Oxford University, Inggris, Benazir Butho, mantan Perdana Menteri Pakistan, menulis dua buah makalah setiap satu minggu tanpa mengeluh (HU. Pikiran Rakyat, 1998).
Dari segi Psikologis Belajar, kegiatan menulis sesungguhnya memperxcepat dan memperkuat perekaman ilmu dalam memori otak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bila seorang mahasiswa hanya mendengarkan dosen yang memberI kuliah, maksimal ilmu yang diperolehnya hanya 10%. Akan tetapi bila selain mendengarkan, ia juga mencatatnya, maka ilmu yangh didapat dapat mencapai 35% (Rakhmat, 1990
Mengapa demikian, hal ini disebabkan karena informasi yang masuk melalui indra pendengar , hanya mampir di ‘laci’ Memori Jangka Pendek (Short Term memory-STM) (Latif, 1993)
Karena begitu pentingnya, bukan hanya manusia saja yang menulis. Tuhanpun menulis, Dia menuliskan segala rencana kreatifNya dalam kitab yang disebut  Lauhul Mahfudz.  Dia juga menuliskan pedoman hidup bagi manusia yang dapat disebut dengan Al-Kitab. Al Kitab  berasal dari kata ‘kataba’ yang berarti Menulis. Dalam ilmu pendidikan, aktivitas menulis merupakan metode belajar yang sangat efektif. Tuhan tak perlu belajar.
Tetapi manusialah yang harus belajar. Maka Tuhan memberikan keterampilan menulis kepada manusia. Dia berfirman: “Dia lah yang mengajarkan manusia dengan Pena” (Q.S Al ‘Alaq:4 )
                Ternyata Tuhan pun penulis juga!
(Mengutip dari buku “Islam Positif” karya Ayi Sobarna )

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda ...

 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT