Tidak cukup sampai di situ saja
Islam memperhatikan dunia pemberitaan, salah satu ayat yang tidak kalah
pentingnya adalah ayat yang mengatakan “Iqro’ “ yang artinya
bacalah. Secara
eksplisit ayat tersebut dapat dimaknai sebagai perintah untuk membaca. Nah,
dengan adanya perintah membaca tersebut, sehingga memunculkan adanya pemikiran
untuk menulis, jika tidak ada sebuah tulisan mana mungkin terciptanya suatu kegiatan
yang dinamakan “membaca”. Dan membaca disini tidak hanya dimaknai sebatas
membaca tulisan saja, lebih dari itu membaca dapat dikaitkan dengan membaca
keadaan sekitar atau dalam kata lain
belajar dari alam sekitar.
Di dalam Al-Qur’an pun telah disebutkan
etika-etika yang sangat jelas di dalam pemberitaan, setidaknya ada 9 etika yang
menjadi patokan atau dasar dalam dunia pemberitaan. Sembilan etika tersebut
adalah :
1.
Informasi
bersumber dari narasumber yang akurat.
“Maka tanyakanlah olehmu kepad orang-orang yang
berilmu (yang memahami persoalan)jika kalian tidak mengetahui”. (QS. 21:7)
2.
Bertanya
yang tidak menyulitkan pemberitaan
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu (jawabannya) niscaya menyusahkan
kamu”. (QS. 5:101)
3.
“Hai
orang-rang yang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasik membawa berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatan itu”. (QS. 49:6)
4.
Tidak
melakukan pemerasan kepada narasumber
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
berpergian untuk urusan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan
kepada orang yang mengucapkan ‘salam damai’ kepadamu, ‘Kamu tidak layak
dipercaya (lalu kamu terus memojokkannya) dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan duniawi”. (QS. 4:94)
5.
Menjauhi
prasangka dalam mencari berita/menghindari character assasination
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyak dari
prasangka, sesungguhnya kebanyakan dari prasangka itu adalah dosa”. (QS. 49 :
12)
6.
Menghindari
trial by the press (menghakimi)
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahn orang
laindan janganlah sebagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah seorang
diantar kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya”. (QS. 49 : 12)
7.
Senantiasa
memohon perlindungan kepada Allah dalam tugas investigasi
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada
Engkau dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikat)-nya. Dan
sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku dan (tidak) menaruh belas kasihan
kepadaku, niscaya aku akan masuk pada orang yang merugi”. (QS. 11 : 47)
8.
Tidak
mengejek, membuak aib seseorang atau menggunakan inisial yang merugikan orang
lain
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu kaum
mengolok-olok kamu yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)... dan janganlah kamu memanggil
mereka dengan gelar yang buruk”. (QS. 49 : 11)
9.
Hak
jawab dan klarifikasi
Dapat diambil hikmah dalam kisah Nabi Yusuf yang difitnah (digoda) wanita.
Kisahnya dibaca dalam QS Yusuf/ 12 : 26.
Dari pemaparan etika – etika tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an pun memiliki dalil-dalil yang jelas dalam dunia jurnalisme. Maka sebagai orang Islam jangan sampai kita terbelakang dalam dunia informasi yang semakin modern ini.
Jadi sudah sangat jelas dan tidak diragukan lagi bahwa
mempelajari dan memperdalam ilmu tentang jurnalis adalah penting dan berguna.
Wallahu A’lam
Wallahu A’lam
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...