`Jatidiri`
Tak tahu bagaimana
Bahkan ku tak tahu haruskemana
Bagai
sang nahkoda
Yang
berlayar mengarungi luasnya samudera
Tanpa kompas tanpa peta
Terombang ambing tak terarah
Pun
dihantam ombak yang murka
Tak tahu dimana kapalku harus berlabuh
Hingg aku tersadar
Harus ku temukan jati diri
Bahwa siapa sebenarya diriku
Bagaimana aku
Dan
harus kemana aku
‘Ambisi’
Genderang peperangan telah didentumkan
Sebagai tanda dimulainya sebuah pertempuran
Berbondong – bondong
kalian maju ke medan laga
Layaknya seorang ksatria
Dengan pedang keangkuhan
Kalian saling menyerang dan saling mengalahkan
Dengan tombak kenekadan
Kalian saling menusuk saling menerjang
Kepada kawan apalagi lawan
Kata – kata
manis sebagai tameng kemunafikan
Hingga di sana-sini banyak korban bergelimpangan
Mereka bersimbah darah dan penuh luka
Yah, satu ‘kursi’di sana
Satu kursi yang membuat
kalian terlena
Lupa dan bahkan buta
Buta akan siapa sebenarnya diri
kalian
Nasib rakyat di genggaman
kalian
Arah bangsa tergantung kemudi
kalian
Betapa berat beban di punggung
Yang sebenarnya harus
kalian pikul
Betapa besar amanah
Yang akan kalian
pertanggungjawabkan di hari nanti
Oh, kau yang di
sana sedang sibuk
Sibuk mengatur strategi demi
sebuah ambisi
‘Cinta’
(*Charis)
Namun seribu makna sejuta devinisi
Yang hadir dalam setiap relung jiwa insani
Sebagai anugerah dari Sang pemilik hati
Hadirnya dapat membawa kesejukan
Tatkala gundah gulana menerpa
Bagaikan derasnya hujan
Yang menyirami gersangnya dunia
Namun terkadang sebaliknya
Dapat membuat insan buta
Buta taktahu mengapa
Tak tahu akan dibawa kemana suatu rasa
Sulit kuungkapkan
Sulit pula kusimpulkan
Mungkin, hanya satu kata beribu makna
Itulah cinta
‘
Hamba
(*Charis’21)
Ku bersimpuhdi
tengah pekatnya malam
Ketika manusia terlelap dalam setiap mimpi indahnya
Bersujud di
atas lembutnya sajadahku
Selembut kasihMu pada setiap jiwa
Bibir yang selalu basah menyebut namaMu
Bertasbih memuji dan memuja kebesaranMu
Seiring terus berputarnya tasbihku
Semakin nikmat
pula kalaku ‘bermesraan’ denganMu
Ku sadar siapa diriku
Aku hanyalah seorang hamba
Yang tiada harga
di hadapanMu
Sedang Kau adalah Raja di atas segala
raja
eL-Qy Jogjakarta, Juli 2014
eL-Qy Jogjakarta, Juli 2014
‘Di siniRumahku’
(*Charis’21)
Entah berapa
lama aku tak pulang
Hingga tak tahu sejauh mana sejarah perantauanku
Melanglang buana
di negeri orang
Melihat indahnya dunia
di luar
Mencari sejuta pengalaman
yang ada
Menuntut segala angan
di kepala
Berjuang dan bertempur dalam lautan lmu
Ilmu,
ilmu dan ilmu
Sekarang ku telah berada
di sini
Mengenang masa kecilku dahulu
Menyaksikan realita masa sekarang
Dan
menatap bayang di masa yang akan datang
Bina Karya, Agustus 2014
seneng bacanya :) ayoo,, mana lagi mas??
BalasHapus