Pada setiap
musibah tentu ada hikmah. Pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Begitu
pula dengan yang terjadi saat ini. Di saat-saat terjadi musibah yang me ‘nasional’ bahkan mendunia, juga banyak yang merasa
mendapat kemudahan dan berkah tersendiri.
Pandemi berupa Virus Korona ini
memang membuat susah sebagian besar orang. Mulai dari pemerintah hingga
masyarakat bawah. Semua merasa dibuat kewalahan. Para tenaga medis sudah
berjuang mati-matian menyembuhkan pasien yang positif terpapar virus.
Pemerintah dan segenap perangkatnya seperti TNI-Polri-Dokter pun turut membantu dengan segala daya upayanya. Tak luput pula, kita dengan apapun yang bisa dilakukan.
Pandemi ini juga membuat sebagian
orang perantauan memilih pulang ke kampung halamannya. Di satu sisi karena
alasan ekonomi dan di sisi lain mungkin karena kangen
keluarga. Di rumah, selain mengikuti aturan ahli kesehatan dari desa, juga ikut
sedikit-sedikit membantu pekerjaan orang tua. Apapun itu, baik ibu maupun
bapak. Atau bahkan tetap berusaha mengikuti
perkuliahan atau pekerjaan secara Daring (Dalam
Jaringan).
Pulang ke rumah selain tujuan untuk
membantu orang tua, juga ternyata bisa menjadi kesempatan curhat dan merembugkan
berbagai hal. Baik cerita-cerita ketika di perantauan maupun rencana-rencana yang
akan dilakukan selanjutnya. Di saat berkumpul dengan keluarga, bapak dan ibu
saya menanyakan dan ngobrol ringan dengan kami anak-anaknya. Hal-hal
yang diobrolkan pun seperti meliputi proses pendidikan, pekerjaan di perantauan,
jodoh, dan lain sebagainya.
Hal-hal seperti ini dirasa perlu
dalam keluarga. Tanpa bicara dan kehangatan keluarga, terkadang bisa membuat
keadaan kurang harmonis di antara anggota keluarga. Bahkan lebih dari itu
anak-anak bisa saja menjadi liar tanpa arah di perantauan sana. Salah satu manfaat dari adanya
kumpul keluarga ini adalah adanya saling keterbukaan antar anggota keluarga.
Dengan keterbukaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran-gambaran tujuan dan
rencana yang akan dilakukan ke depannya lagi. Misal soal pendidikan, pekerjaan,
karir, serta hal lain yang memang perlu dibicarakan dalam lingkup keluarga.
Yang lebih penting dari itu semua
adalah adanya rasa saling mengasihi
antar anggota keluarga. Sehingga tercipta hubungan harmonis dan kedekatan yang
baik. Ini lah yang saat ini banyak hilang di banyak keluarga di mana-mana,
termasuk Indonesia apalagi di Amerika. Banyak contoh dari keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan anggota
keluarga (dalam hal ini adalah anak) tujuan
hidup maupun dalam menjalani hidupnya kurang lancar dan dipenuhi banyak cobaan
yang beresiko membuat si anak menjadi liar tadi. Meskipun tidak semua orang
pula mengalami hal ini.
Ini biasa disebut dengan broken home atau keluarga buruk. Ada pula
yang keluarganya broken home tetapi dirinya sukses. Ini saya juga tidak
menjamin. Tentu kita semua tak berharap menjadi bagian dari korban broken
home ini. Maka, kedekatan dan keharmonisan di dalam keluarga ini dirasa perlu
adanya.
Pandemi Korona
ini selain menjadi musibah, juga menjadi berkah dan kesempatan tersendiri bagi
keluarga yang selama ini sulit berkumpul karena alasan kesibukan pekerjaan di
perantauan. Sehingga momen pandemi ini dapat kita lihat dari sudut pandang
positifnya juga. Sembari mencari solusi juga menata apa-apa yang selama ini
belum tertata di dalam lingkup keluarga.
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...