Shalat Tarawih adalah salah satu
ibadah sunnah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan setelah shalat Isya’.
Adapun bilangan rakaat yang dikerjakan berbeda-beda di Indonesia. Ada yang 20
rakaat adapula yang 8 rakaat. Lalu, yang benar itu 8 atau 20 rakaat? Selain
itu, pelaksanaan shalat tarawih secara berjamaah ini pun merupakan bid’ah
karena baru dilaksanakan pada masa sahabat Umar r.a. Ketika Rasulullah masih
hidup, beliau melakukan shalat tarawih sendirian di kediaman beliau. Namun
tergolong bid’ah hasanah (baik).
Berikut ini
beberapa dalil yang mungkin bisa dijadikan dasar jumlah rakaat shalat Tarawih.
Dari Yazid bin
Ruman ra. berkata, “Kaum muslimin pada masa Umar r.a shalat malam di bulan
Ramadhan 23 rakaat (20 tarawih dan 3 witir).” (HR. Malik dalam Al
Muwatha’ hal. 233). Hadits di atas dinyatakan shahih oleh kebanyakan ulama
hadits.
Hadits
lainnya, dari Ibnu Abbas ra. berkata, “Rasulullah saw shalat di bulan
Ramadhan sendirian sebanyak 20 rakaat ditambah witir.” (HR. Baihaqi dan
At Thabrani)
Imam Rafi’i
berkomentar untuk hadits riwayat Ibnu Hajar tentang teks hadits tersebut ‘Rasulullah
saw shalat bersama kaum muslimin sebanyak 20 rakaat di malam bulan Ramadhan
selama dua malam, ketika malam ketiga orang-orang berkumpul (menanti kedatangan
beliau) namun Rasulullah saw tidak keluar. Pada pagi harinya beliau bersabda,
‘Aku takut shalat Tarawih diwajibkan atas kalian lalu kalian tidak mampu
melaksanakannya.”
Hadist ini
disepakati keshahihannya tanpa mengenyampingkan hadits yang diriwayatkan Aisyah
ra. yang tidak menyebutkan jumlah rakaat (Hasyiyah at Tarmasi, II:466-467)
Adapun orang
yang menyatakan bilangan tarawih berjumlah sebelas rakaat dengan berdasarkan
pada hadits dari Sayyidah Aisyah ra berkata, “Rasulullah saw tidak pernah
menambah shalat malam pada bulan Ramadhan melebihi sebelas rakaat.” (HR.
Bukhari No. 1079)
Ibnu Hajar al
Haitami menyatakan bahwa hadits tersebut adalah dalil untuk shalat witir, bukan
untuk shalat tarawih. Sebab dalam banyak riwayat Nabi saw memang melaksanakan
witir dengan bilangan maksimal sebelas rakaat (Tuhfatul Muhtaj, II:229)
Adapun
mengenai shalat tarawih dengan dua rakaat satu salaman berdasarkan hadits
berikut :
“Dari Ibnu
Umar ra berkata, ‘Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah saw mengenai shalat
malam, Rasulullah saw menjawab, ‘shalat malam itu dua rakaat dua rakaat.’” (HR.
Bukhari No. 936, Muslim No. 1239, Tirmidzi No.401, Nasa’i No. 659, Abu Dawud
No. 1130 dan Ibnu Majah No. 1165)
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda ...