BREAKING

Minggu, 09 Agustus 2020

Ngaji Daring #diRumahSaja Di Kala Pandemi

 


            Inna ma’al ‘usri yusraa.Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.” Ayat dalam surah Al Insyirah inilah yang semestinya menjadi pegangan setiap mukmin yang beriman. Di tengah badai pandemi yang sedang menerjang kita saat ini, hati hendaknya selalu dipenuhi dengan iman dan keyakinan terhadap Allah. Karena dengan tetap yakin akan pertolongan Allah lah, hati akan selalu merasa tentram dan tenang. Setiap musibah tentu akan ada hikmah.

            Selain itu pula, hendaknya pikiran kita selalu positif. Jangan sampai otak kita dipenuhi pikiran-pikiran negatif yang justru dapat mengakibatkan imunitas tubuh menurun, sehingga potensi virus menghancurkan benteng pertahanan kekebalan tubuh semakin besar pula. Maka, dalam menjaga iman dan imun hendaknya senantiasa dilakukan.

            Badai pandemi ini memang merepotkan kita semua. Semua lapisan masyarakat terkena imbasnya. Tak terkecuali para santri yang biasanya ketika ramadhan dipenuhi kegiatan dengan ngaji dan berbagai hal lain di pondok pesantren. Namun saat ini sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pandemi mengakibatkan pondok diliburkan lebih awal, semua santri disuruh pulang dan membantu orang tua sekaligus ditugaskan untuk mengaji di rumah saja.

            Ada beberapa pondok yang masih mewajibkan para santrinya harus mengikuti pengajian dari rumah. Seperti halnya pondok pesantren saya di Yogyakarta. Meskipun diliburkan, tetap saja masih ada beberapa santri yang ditugaskan Kiai untuk jaga pondok. Selain itu pula masih ada beberapa ustadz yang masih berada di sana. Sehingga kegiatan ngaji ramadhan tetap berjalan meski tidak seperti tahun biasanya. Dengan kajian kitab yang lebih sedikit dan tentunya santri yang ikut serta mnegaji pun hanya beberapa saja. Istilah Ngaji Daring (Dalam Jaringan) atau Ngaji #DirumahSaja pun menjadi salah satu trending bagi kalangan santri di beberapa pondok pesantren saat ini.

            Beberapa santri yang masih di pondok pesantren pun diperkenankan untuk mengikuti pengajian seperti biasanya. Selain itu, santri yang sudah berada di rumah masing-masing ditugaskan untuk mengikutinya melalui streaming di chanel pondok. Memang bedanya, pada teknis dan suasananya saja. Namun siapa sangka jika kendala dan keadaan di setiap daerah berbeda-beda. Masih mending jika santri yang tinggal di daerah perkotaan atau minimalnya di pulau Jawa dengan sinyal terjangkau.

            Berbeda jauh dengan apa yang saya alami saat ini. Karena daerah tempat tingggal saya merupakan daerah yang bisa dikatakan pelosok dan lumayan jauh dari kota sehingga jangkauan sinyal pun sulit. Selain itu pula kuota internet tidak semurah di kota dan mudah ditemukan semua operator. Di daerah saya yang bisa menjangkau sinyal hanyalah satu operator saja, yang jangkauannya terkenal lebih luas dibandingkan dengan operator lainnya. Selain itu pula harga kuota internet bisa dibilang lebih mahal dibandingkan dengan harga di kota karena untuk ongkos belanja atau akses ke luar desa menuju kotanya pun sudah mahal.

            Serba dilema memang. Di satu sisi ingin mengaji terus dengan khusyu’ mendengarkan ustadz dan kiai lewat smartphone atau laptop (Live Streaming). Namun di sisi lain untuk memenuhi kebutuhan agar bisa ngaji pun tidak murah dan mudah. Beberapa kali, pada awal-awal ramadhan kemarin memang berusaha untuk mengikuti ngaji, namun lama kelamaan kuota cepat habis dan untuk membelinya pun tidak murah, sehingga terkadang berpikir dua kali jika ingin membeli kuota internet lagi. Di samping karena lebih mementingkan membeli sembako demi kebutuhan selama puasa, juga karena tidak enak jika terus meminta orang tua. Hingga pada akhirnya kegiatan mengaji live streaming pun tidak lagi dilanjutkan. Astaghfirullah.

            Sedih memang, namun apa daya jika kondisi seperti ini. Allah pasti tahu kerisauan hambaNya. Terlebih dengan keadaan yang serba menghimpit seperti saat ini, bukan saja pada satu-dua orang dan kondisi santri saja, namun dirasakan juga oleh semua penduduk bumi. Kita hendaknya tetap yakin dan terus berikhtiar semaksimal mungkin dengan mematuhi peraturan pemerintah dan senantiasa berdoa dengan do’a-do’a atau dzikir yang telah diajarkan para kiai kepada kita. Selama kita yakin dan terus berikhtiar, Allah tidak akan pernah membiarkan hambaNya kesulitan. Tentu akan ada kemudahan di balik kesulitan-kesulitan saat ini. Badai ini pasti berlalu. Inna ma’al ‘usri yusraa.


Ditulis semasa badai pandemi Covid19 (lupa tanggalnya)

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda ...

 
Copyright © 2013 PUJAKESUMA BLOGGER
Design by FBTemplates | BTT